Selasa, 10 Februari 2015

Spenggal "Lesson Learn" DESTANA 2015




Desa Pesanggaran adalah desa yang relatif minim ada program-program terkait penanggulangan bencana, baik itu dari Daerah maupun Nasional. Kerangka konsep tentang penanggulangan bencanapun masih belum dipahami dikalangan masyarakat, pemerintah dan masyarakat masih menggunakan paradigma responsif dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, hal ini dibuktikan dari kegiatan penanganan darurat banjir besar pada tahun 2011, dan issu tsunami Chile tahun 2012. Dalam dua momen tersebut pemerintah hanya melakukan kegiatan respon darurat dengan memberikan bantuan dan meminta bantuan dari pihak luar, sementara masyarakat yang tidak menjadi korban belum terlibat secara nyata. Pemerintah Daerah masih sangat dominan dalam penanganannya, terutama dari BPBD dan Tagana.
Dengan hadirnya program Desa Tangguh Bencana BNPB tahun 2014 ini, masyarakat mendapatkan pembelajaran dan pengetahuan tentang kerangka dan paradigma sistem penanggulangan bencana nasional. Seperti keterangan Bapak Marsudi sebegai berikut;
“kita jadi tau mas, kalau ternyata penanganan bencana itu bisa direncanakan dan dikaji sepanjang ini, yang saya pikir ya hanya penanganan darurat saja” (Marsudi, 2014)



Masyarakat mengetahui tentang bagaiman mengkaji risiko di wilayah Desa Pesanggaran, menyusun rencana penanggulangan bencana pada saat pra, tanggap, dan pasca bencana. Menyusun rencana Aksi untuk Komunitas dalam Penanggulangan Bencana. Menyusun rencana evakuasi dan peringatan dini. Menyusun Rencana Kontinjensi. Dan yang paling penting lagi adalah terbentuknya Forum Penanggulangan Bencana (FPRB) Desa Pesanggaran yang akan mengawal keberlanjutan penyelenggaran penanggulangan bencana di Desa. Dengan adanya FPRB ini juga, masyarakat telah memiliki wadah yang representatif untuk mengekspresikan dan menggagas berbagai program untuk menangani bencana. Juga menjadi sumber berbagi pengetahuan serta rembug antar pihak dari semua kalangan. FPRB juga sebagai simbol Desa untuk membangun jejaring ke level daerah dan nasional. Hal itu sudah dilakukan ketika dalam kegiatan relawan, lembaga di Kabupaten mulai sering berdiskusi untuk mengadakan kerjasama dalam pelatiahan kerelawanan seperti Tagana, dan Banyuwangi SAR Independent (BSI) yang akan menyelenggarakan pelatihan di pesisir pantai Desa Pesanggaran. Ke depan, diharapkan dengan adanya FPRB pula, program tentang penanggulangan bencana baik dari pemerintah daerah, nasional maupun swasta dapat terkoordinasi dengan baik, dan melibatkan masyarakat secara aktif. Yang sangat luar biasa, setelah FPRB terbentuk, pemerintah Desa langsung menyediakan ruang khusus (sekretariat) untuk tempat “nimbrung” masyarakat membicarakan issu Penanggulangan Bencana.
Bagi pemerintah Desa, dengan adanya program Destana BNPB 2014 ini sangat membantu dan meringankan beban kerja di Desa. Sebelumnya pemerintah Desa harus berfikir keras bagaimana menangani banjir yang seringkali melanda, kesulitan untuk menghimpun dukungan dalam kaitannya penanggulangan bencana. Setelah ada berbagai perencanaan yang matang dari Destana, tanggungjawab pemerintah Desa secara tidak langsung sudah terpenuhi. Apalagi kedepan program tersebut akan segera direalisasikan. Untuk mendukung Destanapun, pemerintah Desa telah melegalkan berbagai dokumen perencanaan yang dihasilkan Destana, dan segera menyusun Perdes Penyelenggaran Penanggulangan Bencana yang direncanakan rampung pada akhir tahun 2014. Seperti keterangan ketua Badan Permusyawaran Desa (BPD) Desa Pesanggaran sebagai berikut.
“kita akan terus kawal kegiatan penanggulangan bencana ini, karena Desa kita memang berpotensi bencana, Perdes bisa kita dukung dalam waktu dekat, kalau perlu akhir Desember segera kita bicarakan dengan pemerintah” (Endro Saksono, 2014)

Selain itu, program-program yang dicanangkan Destana selama lima tahun kedepan yang tertuang dalam Rencana Penanggulangan Bencana secara tidak langsung akan menyerap Anggaran Dana Desa yang dikabarkan akan turun lebih dari 1 Milyar ke Desa. Seperti keterangan Bapak Kepala Desa berikut:
“kita sangat mendukung program Destana ini, dan terimakasih sekali kepada BNPB yang sudah memeperhatikan Desa Pesanggaran. Kita akan terus dukung, termasuk kami sudah menyediakan sekretariat FPRB untuk tempat nimbrung” (Suliono, 2014)

Kesimpulannya, program Desa Tangguh Bencana BNPB 2014, disambut baik dan didukung oleh masyarakat dan pemerintah, manfaat yang dirasakanpun cukup besar baik dari sisi pengetahuan masyarakat maupun secara politik pembangunan pemerintah Desa.



Kontribuasi Para Pihak
Pelaksanaan program Desa Tangguh Bencana di desa Pesanggaran tidak hanya bersumber dari kontribusi BNPB, BPBD, Fasilitator, dan Kelompok Kerja / Tim Substansi Destana 2014. Akan tetapi terdapat lembaga dan perorangan yang memeberikan peran dan kontribusi baik materi maupun non materi. Beberapa lembaga yang terlibat dan berkontribusi dalam pengembangan Desa Tangguh Bencana BNPB 2014 adalah:
Nama Lembaga
Bentuk Kontribusi
Pemerintah Desa
Kontribusi Pemerintah Desa berupa dukungan materi seperti tempat pertemuan untuk rapat Tim Substansi selama 18 kali pertemuan, lengkap dengan peralatan pendukung seperti sound sistem, dll.  Selanjutnya pemerintah Desa melegalkan berdirinya Forum dan Dokumen-dokumen kajian dan perencanaan melalui SK Kepala Desa. Pemerintah Desa telah menyediakan ruang sekretariat untuk FPRB, lengkap dengan sarana pendukung. Kontribusi lain adalah menyediakan anggaran untuk transportasi tim relawan baik berangkan maupun pulang ke/dari lokasi pelatihan.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
BPD memberikan kontribusi berupa rapat-rapat penyusunan Raperdes dan Perdes tentang Penanggulangan Bencana Desa Pesanggaran, selain itu BPD juga berkomitmen untuk membawa issu penanggulangan bencana dalam pembahasan RPJMDes yang akan datang.
Marinir Lampon
Wilayah pesisir Desa Pesanggaran merupakan salah satu lokasi latihan tempur Marinir, dan di sudut pantai Lampon terdapat pos pangkalan tentara Marinir. Sehingga kampung di pesisir Pesanggaran (Kampung Baru) merupakan Kampung Binaan Marinir. Dengan adanya program Destana 2014 ini Komandan Marinir memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan dan keberlanjutan Destana. Marinirpun juga siap memberikan pelatihan dan pengembangan relawan desa. Selain itu, pengerahan sumber daya pada saat darurat siap dikerahkan dari pasukan marinir baik personel maupun perlengkapan.  
Puskesmas Pesanggaran
Puskesmas Pesanggaran merupakan salah satu sarana paling vital dalam pembangunan kapasitas masyarakat di lingkungan Desa Pesanggaran. Sebagai Puskesmas terbesar di lingkungan Kecamatan Pesanggaran, program penanggulangan bencana dalam bidang kesehatanpun telah dicanangkan, Tim Gerak Cepat (TGC) menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan darurat bencana. Oleh karenanya, Puskesmas Pesanggaran juga sangat mendukung proses dan keberlanjutan Destana Pesanggaran ini. Selain dukungan data, Puskesmas juga siap mengintregasikan program Destana dalam Program Puskesmas yang berkaitan dengan penanganan kesehatan.  
Forum Pinpinan Kecamatan Plus (FORPIMKA PLUS)
Forpimka yang terdiri dari Camat, Kapolsek, Danramil, dan Danpuslatpur Marinir menyatakan siap mendukung keberlanjutan program Destana di desa Pesanggaran, terutama dalam pelaksanaan darurat. Forpimka Plus telah menandatangani komitmen Rencana Kontinjensi Tsunami sehingga siap sedia mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki saat darurat. Selain itu, Forpimka juga siap mendukung terselenggaranya kegiatan drill simulasi tsunami yang rencananya akan diselenggarakan minimal setiap tahun sekali.
Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Desa Pesanggaran
Memberikan kontribusi berupa pemberian bibit pohon trembesi sebanyak 500 batang, yang siap ditanam oleh FPRB, relawan, dan masyarakat di sepanjang Pesisir Lampon sebagai sabuk hijau.


6 komentar: