Minggu, 28 Februari 2016

Forum PRB Harus Membangun Sinergi

Bukanlah menjadi rahasia lagi, bahwa koordinasi dan sinergi menjadi persoalan serius dalam gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Dibanyak kasus, paradigma kerja sektoral dan sentralistik nampaknya memang belum mampu diurai seiring dengan perubahan paradigma penanggulangan bencana. Jawa Timur yang memiliki luas wilayah 47.922 km2 diisi oleh 38 Kabupaten Kota, menjadi wilayah yang berpotensi besar mandegnya sinergi antar sektor. Hal ini bisa menjadi pengganggu serius gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mengingat banyaknya potensi ancaman di Jawa Timur. Kita tahu, bahwa Jawa Timur memiliki segala ancaman mulai dari darat, laut, air dan udara (hydro-meteorology).

Menyadari tantangan itu, Forum PRB Jawa Timur nampaknya menyadari betul bahwa harus ada media penguat sinergi dan kerjasama multipihak. Taka da kata lain, bahwa masyarakat, akademisi (Perguruan Tinggi), lembaga usaha, pemerintah, media, dan pegiat bencana lain harus diajak bareng-bareng menumbuhkan semangat sinergi. Langkah yang harus ditempuh tentu saja bagaimana membangun komitmen multipihak dalam arena gerakan PRB. Tak boleh ada pihak yang berupaya mencari untung dalam arena itu. Komitmennya ialah bagaimana bersama-sama “memenangkan” masyarakat terpapar ancaman. Adanya bentuk komitmen yang se-frekuensi akan membangun kohesifitas gerakan PRB di Jawa Timur.

Kegiatan yang dilakukan di Surabaya, 27 dan 28 Februari 2016 yang didukung oleh Asia Pasific Alliance for Disaster Management (APADM) juga Platform Nasional PRB (PLANAS) harusnya menjadi haluan penting untuk mengarahkan gerakan kohesifitas tadi. Seluruh sector dituntut untuk menyadari bahwa kegiatan dalam rangka PRB merupakan urusan bersama yang se-visi. Dan setidaknya hal itu telah terusmuskan dalam beberapa poin kegiatan yang harus diperankan oleh multipihak. PR nya kemudian ialah, bagaimana membangun komitmen itu akan terus berlanjut tanpa batasan kontrak kerja, untung/rugi, suka/tidak. Roadmap (peta jalan) dari komitmen ini kedepan sangat dibutuhkan dalam rangka mentransformasi gagasan yang parsial dalam sebuah skenario yang tertata dan terukur. Mari bersama-sama membangun Forum untuk gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang bermaslahat.
(m.suud / UNIRA Malang)